Polemik Digunduli, Ketua IGI : Mereka Tak Bisa Jadi Polisi Kalau Tak Ada Guru

Jakarta - Polisi telah menetapkan pembina Pramuka SMPN 1 Turi sebagai tersangka karena lalai dan mengakibatkan 10 siswa tewas saat kegiatan susur Sugai Sempor, Donokerto, Turi, Sleman. Namun, perlakuan terhadap para tersangka ini dikritik keras karena para guru ini sampai digunduli.

"Kami mengkritik perlakuan polisi terhadap guru. Seolah-olah mereka ini pencuri ayam yang harus digunduli dan sebagainya. Yang korupsi triliunan aja nggak dicukur kan. Kasihan ini guru belum-belum digunduli," kata Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim seperti dilansir DETIKCOM, Rabu (26/2/2020).
Baca juga : Buntut Insiden Siswa Hanyut Saat Kegiatan Susur Sungai, KPAI Minta Ekskul Pramuka Dievaluasi
Ramli mengatakan bahwa tragedi susur sungai SMPN 1 Turi ini menggambarkan soal lemahnya kompetensi guru. Namun, menurutnya dalam hal ini musibah memang sukar untuk dihindari. "Ini lemahnya kompetensi guru kita. Kejadian ini tak perlu terjadi. Harusnya memperhatikan kondisi cuaca dan medan yang dihadapi. Tapi sekali lagi ini kan musibah. Tidak ada unsur kesengajaan," ujar Ramli.

Selain itu, dia juga menjelaskan soal posisi IGI dalam kasus ini. IGI membela para tersangka ini untuk diperlakukan dengan baik, tanpa mengabaikan kelalaian yang telah diperbuat.

"Kan bisa jadi orang tua korban juga sudah memaafkan. Mereka sudah pasti dihukum. Dan ini tidak ada unsur kesengajaan. Hanya memang ini mereka membuat kesalahan terjadinya korban, di situ posisinya. Kami organisasi guru pasti membela mereka dalam posisi mereka melaksanakan tugas, hanya kelalaiannya itu memang salah," jelas Ramli.

"Polisi harusnya memberikan perlakuan yang layak kepada guru. Mereka nggak bisa jadi polisi kalau nggak ada gurunya," imbuhnya. (dtk, 26/2)
Polemik Digunduli, Ketua IGI : Mereka Tak Bisa Jadi Polisi Kalau Tak Ada Guru
Polemik Digunduli (foto : fajarcoid)
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+