Penerbit Buku yang Menulis Yerusalem Ibu Kota Israel, Dinilai Cuci Tangan

JAKARTA - Dunia pendidikan Indonesia heboh setelah mencuatnya kasus penulisan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mirisnya lagi, buku tersebut tidak mengisi nama ibu kota negara Palestina yang sudah barang tentu memicu reaksi umat Islam pada khususnya. Baca juga : Sambil Menunjuk Langit, Remaja Palestina yang Menjadi Korban Kebrutalan Israel Bilang Begini

Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (DPR) di DPR Reni Marlinawati mengatakan, pencantuman Yerusalem ibu kota Israel dalam buku ilmu pengetahuan sosial (IPS) untuk kelas enam sekolah dasar (SD) sangat ceroboh.

Menurut Reni, penjelasan penerbit buku juga menimbulkan masalah baru. "Ada kesan penerbit cuci tangan atas masalah tersebut," kata Reni, Rabu (13/12).


Dia menambahkan, penerbit seharusnya tidak hanya merevisi, tapi juga menarik seluruh buku yang sudah beredar.

Reni juga mendesak aparat penegak hukum menyelidiki proses produksi buku yang bertentangan dengan spirit Pancasila serta UUD 1945 itu. "Kontrol terhadap produksi buku tersebut sangat lemah, baik di sisi internal penerbit maupun di eksternal penerbit seperti pihak sekolah, termasuk pemerintah," kritik Reni.

Reni meminta pemerintah pusat dan daerah memberi perhatian secara serius terhadap penerbit tersebut. "Bila perlu, seluruh cetakan dari penerbit tersebut diaudit untuk mengantisipasi peristiwa sebelumnya terjadi lagi," kata Reni. Sumber : https://www.jpnn.com/news/buku-yerusalem-ibu-kota-israel-penerbit-dinilai-cuci-tangan
Peneribit Buku yang Menulis Yerusalem Ibu Kota Israel Dinilai Cuci Tangan
Buku Kontroversi
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+