Mendikbud : Guru Tidak Diridhoi Kalau Banyak Ceramah di Sekolah

Rencana penerapan delapan jam di sekolah semakin matang untuk dijalankan bahkan tahun ajaran baru 2017-2018 harus sudah diterapkan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap perubahan itu tidak disalahtafsirkan sehingga seolah-olah anak-anak harus berada di kelas terus menerus selama delapan jam. "Bahkan, saya cenderung mata pelajaran SD dan SMP akan dikurangi. Jadi jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jumlah kegiatannya semakin banyak," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Baca juga : Heboh soal kabar gembira kenaikan gaji pejabat negara, begini penjelasan Menpan-RB
"Kalau pelajaran banyak gurunya yang ceramah, yang pintar gurunya bukan muridnya, paling enggak gurunya pintar ceramah. Kalau mau ceramah, di pengajian saja, di masjid, di gereja, tetapi untuk di sekolah guru tidak diridhoi kalau banyak ceramah," katanya saat membuka Pameran Pendidikan dan Peluncuran Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar di halaman Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis seperti dikutip dari antaranews.com.

Ia mengatakan guru harus kreatif mengembangkan metode untuk membangkitkan aktivitas, minat, dan semangat murid untuk belajar. Muhadjir mencontohkan, kalau dalam sehari ada tiga pelajaran masing-masing 45 menit, berarti dua jam pelajaran digunakan untuk belajar dan sisanya untuk kegiatan lain seperti membaca buku.

Kalau guru merasa memerlukan kegiatan di luar ruang seperti mengunjungi museum, perpustakaan, atau pasar, bisa saja mata pelajaran hari itu ditangguhkan dan diberikan pada hari berikutnya supaya murid bisa sepenuhnya fokus pada kegiatan kunjungan tersebut. Mendikbud mengatakan jika guru dan kepala sekolahnya kreatif, maka siswa akan betah delapan jam di sekolah.
Sumber : ANTARANEWS.COM
Mendikbud : Guru Tidak Diridhoi Kalau Banyak Ceramah di Sekolah
Mendikbud Muhadjir effendy
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+