Ketua KPAI Minta Sekolah Tidak Memutar Film Sejarah Pengkhianatan G30S/PKI

Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengomentari rencana pemutaran film 'Pengkhianatan G30S/PKI'. Ketua KPAI Susanto mengatakan sejarah ialah asupan penting bagi anak, namun pengemasannya harus sesuai dengan karakter anak. Dia mengatakan harus ada revitalisasi dalam penyampaian sejarah. Terkait peristiwa sejarah G30S, menurutnya, anak-anak mesti mengetahui tanpa harus menonton film tersebut.
Baca juga: Inilah 3 Alasan Penting Penolakan KPAI Terkait Rencana Pemutaran FIlm Pengkhianatan G30S/PKI
"Pembelajaran sejarah penting bagi anak. Namun kemasan dan metodenya perlu dilakukan revitalisasi. Terkait (pemutaran film) G30S/PKI, hemat saya, perspektif sejarahnya perlu diketahui oleh anak namun bukan berarti menyuguhkan film tersebut untuk anak," ujar Susanto lewat keterangan tertulis, Rabu (20/9/2017).

Dia menambahkan, dalam film tersebut, terdapat unsur-unsur kekerasan dan sadisme. Tontonan seperti itu dikhawatirkan ditiru oleh anak-anak. "Apalagi film G30S/PKI syarat dengan ragam kekerasan dan sadisme. Usia anak itu, lekat dengan peniruan. Perkembangan cara berpikir dan bersikap pada anak lebih banyak distimulus oleh proses lingkungan, termasuk apa yang ditonton oleh mereka," ungkapnya.

Tontonan film sadistis dan penuh unsur kekerasan dapat mempengaruhi perkembangan tersebut. Karena itu, rencana nonton bareng film tersebut di sekolah mesti dipikirkan kembali.

"Jika kekerasan dan kekejaman dipertontonkan, mudaratnya lebih banyak dibandingkan dampak positifnya. Maka, rencana nonton bareng film G30S/PKI sejumlah sekolah perlu dipikirkan ulang," ucapnya.(detik, 20/9)
Ketua KPAI Minta Sekolah Tidak Memutar Film Sejarah Pengkhianatan G30S/PKI
Gambar Viral di Medsos
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+