Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, tak naik kelas mugkin hal yang terdengar biasa. Namun ketika seorang siswa yang memiliki prestasi dalam olimpiade biologi tidak naik kelas karena tidak mendapatkan kesempatan menyusulkan tugas dan mengikuti ulangan susulan maka hal ini menjadi luar biasa.
Apabila mengacu kepada standar berpikir rasional, logis, dan ilmiah pada rapor semester II tahun pelajaran 2015/2016 tidaklah mungkin siswa memperoleh nilai nol di rapor. Sebab ketentuan penilaian rapor dalam Kurikulum 2013 adalah nilai semester ganjil dan genap diakumulasi.
Kasus Puspita, dalam kajian hukum yang dilakukan FSGI, terbukti ada unsur kelalaian sekolah, pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan pelanggaran etika oleh guru. Sebagai anak, Puspita pun mengalami tekanan kejiwaan atas semua perlakuan yang dialaminya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/09/04/ocxxj9328-diberi-nilai-nol-di-rapor-sejumlah-siswa-tak-naik-kelas
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+Baca juga : Mendikbud Bakal Tetap Lanjutkan Program Full Day School Karena Perintah Presiden"Seorang guru tak memberikan hak dan kesempatan siswi SMAN 4 Bandung, Dvijatma Puspita Rahmani untuk melakukan ulangan susulan guna memperbaiki nilainya. Akibatnya dia diberi nilai nol di rapor oleh gurunya untuk mata pelajaran matematika, akibatnya dia tidak naik kelas," katanya.
Apabila mengacu kepada standar berpikir rasional, logis, dan ilmiah pada rapor semester II tahun pelajaran 2015/2016 tidaklah mungkin siswa memperoleh nilai nol di rapor. Sebab ketentuan penilaian rapor dalam Kurikulum 2013 adalah nilai semester ganjil dan genap diakumulasi.
Kabar lain : Pengawasan Penyaluran Tunjangan Guru Akan Ditingkatkan Agar Tidak Ada Sisa yang Lebih BesarKasus Puspita sedikit berbeda, dia mengikuti pelajaran tetapi pernah tidak masuk dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun tak diberi kesempatan menyusulkan tugas, ulangan dan presentasi padahal Puspita sudah meminta kesempatan itu pada gurunya, namun sang guru yang bersikukuh tidak memberikan dan kemudian di rapor memberikan nilai nol.
Kasus Puspita, dalam kajian hukum yang dilakukan FSGI, terbukti ada unsur kelalaian sekolah, pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan pelanggaran etika oleh guru. Sebagai anak, Puspita pun mengalami tekanan kejiwaan atas semua perlakuan yang dialaminya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/09/04/ocxxj9328-diberi-nilai-nol-di-rapor-sejumlah-siswa-tak-naik-kelas
 |
| Ilustrasi Pembagian Rapor (gambar : solopos.com) |