Kebijakan Pemerintah yang Menyengsarakan Guru Menurut Ketua PGRI

Kabar menyedihkan tentang nasib guru memang selalu menjadi diskusi hangat dan hampir disuarakan oleh banyak elemen bangsa. Namun sayang endingnya selalu begitu-begitu saja tanpa perbaikan secara menyeluruh dan dan merata. Banyak kebijakan yang dianggap menyejahterakan tetapi sebenarnya menambah penderitaan guru. Baca juga Penyebab Indonesia Kekurangan Guru di Hampir Seluruh Daerah

Dikutip dari jpnn.com, Ketua PB PGRI Sulistyo melontarkan kritik tajam kepada pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Katanya, pemerintah yang sekarang senang berhemat namun menyengsarakan guru. Sebelumnya, jawab juga pertanyaan Bagaimana Nasib Guru Tanpa Sertifikasi?

Ini Kebijakan Pemerintah yang Menyengsarakan Guru Menurut Ketua PB PGRI Sulistyo

"Saya dapat informasi kalau salah satu pejabat Kemdikbud berencana menghemat anggaran tunjangan profesi guru. Katanya, dengan penghematan ini akan ada dana 7 triliun yang tersimpan. Bagi saya ini niat yang sangat jahat, karena dengan penghematan pemerintah senang tapi guru teraniaya," beber Sulistyo kepada JPNN, Senin (7/9).

Dia menambahkan, bila pemerintah "menghemat" tunjangan profesi guru, akan terjadi tsunami kecil di Jakarta. Sebab, guru di Jakarta masih banyak yang belum terima tunjangan profesi. "Menghemat macam apa itu kalau akhirnya ada tunjangan profesi yang disunat‎. Mestinya tunjangan profesi guru harusnya dinaikkkan, pembayarannya juga per bulan. Tapi guru kita kan menerima saja aturan pemerintah. Jadi jangan aneh-aneh lagi pemerintah menangani guru," ujarnya.

Sumber : http://www.jpnn.com/read/2015/09/07/324900/Pemerintah-Berhemat-tapi-Sengsarakan-Guru-
Kebijakan Pemerintah yang Menyengsarakan Guru Menurut Ketua PGRI
Program GGD 2015
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+