Uji Kompetensi Guru Dinilai Proyek Semata

Kabar pelaksanaan UKG memang belum berakhir dan masih ada beberapa yang melaksanakannya pekan depan. Bahkan, di beberapa daerah harus dilaksanakan UKG susulan karena berbagai penyebabnya. Cukup banyak pengaduan terkait UKG kali ini, di antaranya adalah soal yang gak nyambung dengan mata pelajaran yang diampu guru bidang studi. Selengkapnya baca beritanya tentang Materi UKG Tidak Nyambung Dengan Mata Pelajaran Guru

Menurut Anggota Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Donny Koesoema, UKG dinilai mengancam kesejahteraan guru dengan konsekuensi sertifikasi. UKG bukan semata dilakukan untuk pemetaan kemampuan guru. ”Saat ini yang terjadi jika UKG di bawah 5,5, guru tidak mendapatkan sertifikasi,” kata dia. Baca juga Penjelasan Terkait UKG Sebagai Penentu Guru Mendapat Sertifikasi

Ia berpendapat bahwa ujian kompetensi guru yang dilakukan setiap tahun tidak ada gunanya dan hanya menghabiskan anggaran. Menurutnya, hasil UKG ini dapat dijadikan pemerintah untuk mengambil kebijakan.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Semata-mata Dinilai Proyek Kementerian

Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti menganggap kebijakan UKG ini sekadar proyek kementerian. “Ini seperti proyek, buat guru susah, tetapi buat penguasa tidak,” katanya. Ia mengatakan bahwa UKG tidak dapat mengukur secara tepat kapasitas guru.

Ia mengatakan melalui UKG, guru hanya diuji tanpa pernah ada solusi guru untuk mengatasi hasil tersebut. Selain itu, ia menyarankan agar UKG diserahkan langsung kepada kepala sekolah dan peserta didik. “Yang tahu kemampuan guru itu sekolah, kepala sekolah dan muridnya,” katanya

Selengkapnya : http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/26/079712965/setahun-jokowi-uji-kompetensi-guru-dinilai-hanya-proyek
Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Semata-mata Dinilai Proyek Kementerian
UKG Dinilai Proyek Semata
Bagikan di WhatsApp, Twit, FB, G+